header-int

Tantangan Masa Kini: Peringati Momentum Hari HAM Sedunia

Rabu, 11 Des 2024, 21:17:39 WIB - 459 View
Share

Media.stit - Tepat pada tanggal 10 Desember, bukanlah sebuah tanggal yang ada dalam kalender belaka. Dimana pada tanggal tersebut menjadi peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia. Ini adalah momen refleksi kolektif kita sebagai umat manusia tentang perjuangan panjang untuk mengakui dan menghormati martabat setiap individu.
Sejarah mencatat, peringatan ini berakar dari peristiwa penting pada 10 Desember 1948, ketika Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Dokumen monumental ini merumuskan serangkaian hak dasar yang melekat pada setiap manusia, tanpa memandang ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik atau lainnya, asal usul sosial atau harta, kelahiran atau status lainnya.
DUHAM lahir dari abu Perang Dunia II, sebuah konflik yang menelan jutaan korban dan menyoroti kekejaman manusia dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perang tersebut menjadi katalisator bagi dunia untuk berkomitmen membangun tatanan dunia baru yang lebih adil dan bermartabat. HAM menjadi fondasi dari tatanan tersebut, sebuah kompas moral yang memandu hubungan antar negara dan individu.

Urgensi Peringatan Hari HAM Sedunia
Di era globalisasi saat ini, peringatan Hari HAM Sedunia semakin relevan. Meski telah mencapai kemajuan signifikan, pelanggaran HAM masih menjadi masalah global yang kompleks. Diskriminasi, ketidakadilan, kekerasan, dan penindasan masih menghantui banyak masyarakat di berbagai belahan dunia. Di Indonesia sendiri, berbagai kasus pelanggaran HAM terus mencuat, mulai dari pelanggaran hak sipil dan politik hingga pelanggaran hak ekonomi, sosial, dan budaya. Peringatan Hari HAM Sedunia menjadi momentum untuk mengingatkan kita semua tentang pentingnya terus memperjuangkan HAM. Ini adalah panggilan untuk:

  • Meningkatkan kesadaran: Mendorong masyarakat untuk lebih memahami hak-hak mereka dan hak-hak orang lain.
  • Mendorong akuntabilitas: Menuntut para pelaku pelanggaran HAM untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.
  • Memperkuat perlindungan hukum: Memperkuat sistem hukum dan lembaga-lembaga penegak hukum agar lebih efektif dalam melindungi HAM.
  • Membangun budaya HAM: Membudayakan sikap saling menghormati, toleransi, dan kerja sama dalam masyarakat.

Semangat yang Harus Diwarisi
Dalam konteks Indonesia, peringatan Hari HAM Sedunia harus menjadi momentum untuk merefleksikan perjalanan panjang bangsa dalam memperjuangkan HAM. Sejak reformasi, Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan dalam bidang HAM. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Semangat yang harus kita warisi dari sejarah perjuangan HAM adalah:

  • Keberanian: Tidak takut untuk bersuara dan membela kebenaran.
  • Kegigihan: Terus berjuang meskipun menghadapi tantangan.
  • Solidaritas: Bersatu untuk mencapai tujuan bersama.
  • Optimisme: Tetap percaya bahwa perubahan ke arah yang lebih baik adalah mungkin.

Tantangan di Masa Depan
Di era digital, tantangan dalam memperjuangkan HAM semakin kompleks. Penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan manipulasi informasi di media sosial dapat mengancam kebebasan berekspresi dan hak atas privasi. Selain itu, perkembangan teknologi juga menimbulkan tantangan baru dalam bidang keamanan siber dan perlindungan data pribadi.Untuk menghadapi tantangan ini, kita perlu:

  • Meningkatkan literasi digital: Membekali masyarakat dengan keterampilan untuk mengkritisi informasi dan memilah fakta dari fiksi.
  • Memperkuat perlindungan data pribadi: Menegakkan aturan yang lebih ketat terkait pengumpulan dan penggunaan data pribadi.
  • Membangun masyarakat digital yang inklusif: Memastikan bahwa teknologi dapat diakses oleh semua orang dan tidak memperlebar kesenjangan digital.

Kesimpulan
Peringatan Hari HAM Sedunia adalah pengingat akan komitmen kita bersama untuk membangun dunia yang lebih adil dan bermartabat. Dengan terus memperjuangkan HAM, kita tidak hanya menghormati martabat manusia, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

 

Unidha Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al Muslihuun Tlogo Blitar adalah satu-satunya perguruan tinggi agama Islam swasta yang ada di Kabupaten Blitar. Sejak awal berdirinya mengemban misi mencetak para lulusannya memiliki wawasan keilmuan yang luas, berfikir mandiri, terampil, dan memiliki skill sesuai dengan bidang keahliannya, yaitu sebagai tenaga pendidik Islam. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al Muslihuun (selanjutnya disebut STIT) Tlogo terletak di desa Gaprang, Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar.
© 2025 STIT Al-Muslihuun. Supported by Blitaristekno.com Follow STIT Al-Muslihuun : Facebook Twitter Linked Youtube